Wednesday, July 29, 2009

Too many branches spoil the banks

NEW YORK (Reuters) - Call it Overbanked of America.

News that Bank of America Corp (BAC.N) plans to shut some of its 6,109 branches may mark a turning point in what analysts have long deemed a nationwide glut in bank branches, as more customers favor banking from their computers and phones.

The changes come as banks wrestle with credit losses that have migrated from mortgages into credit card and commercial lending, with no clear sign that the recession that began in December 2007 has ended or is nearly over.

Bank of America joins JPMorgan Chase & Co (JPM.N), PNC Financial Services Group Inc (PNC.N) and Tennessee's First Horizon National Corp (FHN.N) in reducing branches, either in the wake of mergers or to refocus their business mixes.

"It is certainly a cost-cutting measure," said Nicole Sturgill, a research director at the consultant Tower Group in New York. "Banks really prize face-to-face customer contact. Branches that are closed must be chosen carefully."

Customers are not alone in being affected by closures.

Doing away with unneeded real estate can cost jobs for thousands of loan officers and tellers. And owners of buildings and malls can lose stable tenants, hurting their business -- and their relationships with banks.

"Branches bring foot traffic, which means more sales and higher rentals," said Bernard Haddigan, national director of the national retail group at Marcus & Millichap Real Estate Investment Services in Atlanta.

As of June 30, 2008, there were 99,161 U.S. bank and thrift branches, according to the Federal Deposit Insurance Corp. That was up 19 percent over the previous decade, though the number of banking companies fell by roughly one-fifth over that time.

That flood of branches could perhaps be illustrated nowhere better than in the nation's banking center, Manhattan.

On a three-block stretch of Sixth Avenue near Times Square, one can bank at Bank of America, Capital One (COF.N), Chase (JPM.N), Citibank (C.N), TD Bank (TD.TO) and Wachovia (WFC.N).

Wachovia actually has two locations on that stretch, the second with an automated teller machine.

Not convenient enough? Each of these banks has at least one other branch within six blocks of the Sixth Avenue office.

CUTTING BACK

For Bank of America, the largest U.S. bank by assets, a retrenchment in branch banking would follow decades of expansion. The Charlotte, North Carolina-based lender has branches in 32 U.S. states and Washington, D.C.

The 6,109-branch count "will come down modestly" over three to five years, spokesman James Mahoney said.

He rejected a published report that a 10 percent reduction is planned, though he said Chief Executive Kenneth Lewis told investors last week that such a cutback could be envisioned.

Wells Fargo & Co has the most U.S. branches, with 6,668 following its December takeover of Wachovia. A spokeswoman said there is no plan for deep cuts.

JPMorgan Chase ended June with 5,203 branches, even after shutting hundreds of former Washington Mutual Inc (WAMUQ.PK) branches it took over last year.

Steve Reider, president of Bancography, a Birmingham, Alabama, branch consultant, said he does not expect big cuts in branch banking, though many branches have seen transaction volume fall by one-third to one-half since 2004.

He said branches remain critical to getting customers in the door, which can make it worth the roughly $2.5 million it costs to open a stand-alone branch and $800,000 to open a branch in a mall. The real savings come after the ribbon is cut, he said.

"Branches that can run with five employees rather than eight, for example, is what makes the difference," he said. "And with stress in commercial real estate markets, landlords are willing to negotiate favorable terms, tremendously so."

REAL ESTATE WORRIES

That stress could increase as more banks fail, especially where the FDIC allows acquiring banks to quit unwanted leases.

Sixty-four lenders have failed so far in 2009. Analysts believe hundreds more may follow in the next two years.

Moreover, real estate experts said that even relatively healthy banks that entered leases when markets -- and perhaps their balance sheets -- were stronger are now seeking relief.

"It poses a dilemma for landlords," said Robert Futterman, chief executive of New York-based retail leasing firm Robert K. Futterman & Associates.

"It may be tough for landlords to find a replacement tenant with credit as strong as a bank's," he said. "Whether it's in a community shopping center or a street, to have space go dark is not a pretty situation."

Haddigan said banks are trying to modify leases "because they can."

"If vacancies are rising, you can go to the landlord and say, 'I'm going to leave or move unless you cut my rent,'" he said.

Of course, convenience remains critical, which is a good reason for lenders to keep branches.

A J.D. Power and Associates study this month found that branch proximity is the second most important factor for people choosing a retail bank, trailing only the bank's brand image.

"Strategic removal of a branch here or there where you already have good coverage would probably not hurt your brand," said Jaime Peters, an analyst at Morningstar Inc in Chicago.

(Reporting by Jonathan Stempel and Elinor Comlay; Additional reporting by Ilaina Jonas in New York and Julie Vorman in Washington; editing by John Wallace)


By Jonathan Stempel and Elinor Comlay - Analysis

source : www.reuters.com, Tue Jul 28, 2009 3:22pm EDT

Monday, July 27, 2009

Mengenal Titik Nol Indonesia

Semua orang Indonesia pasti hafal lagu "Dari Sabang Sampai Merauke" karangan R Surarjo. Begitu populernya lagi ini sampai-sampai sebuah produk mi instan menggunakannya sebagai jingle iklan. Bahkan, seorang calon presiden dalam pilpres lalu ikut menumpang kepopuleran lagu ini dengan menjadikannya sebagai jingle iklan kampanye. 

"Dari Sabang Sampai Merauke" adalah gambaran luas wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang, sebuah pulau kecil di ujung utara Pulau Sumatera, hingga Merauke, sebuah kota di sisi timur Pulau Papua. Nah, jika bicara jarak bentangan negeri Nusantara ini, di manakah titik nol kilometer Indonesia?

Merujuk pada lagu di atas, titik nol itu ada di Kota Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam. Di sana ada Tugu Kilometer Nol. "Lokasi ini (Kilometer Nol) banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara, apalagi setelah jalan menuju tempat bersejarah tersebut kini sudah mulus. Yang diperlukan sekarang kiat untuk mempromosikannya," kata tokoh masyarakat setempat, Adnan Hasyim, di Sabang, Selasa (21/7).

Tugu Kilometer Nol merupakan sebuah bangunan yang menjulang setinggi 22,5 meter berbentuk lingkaran berjeruji. Semua bagian tugu ini dicat berwarna putih. Di bagian atas lingkaran ini menyempit seperti mata bor. Di puncak tugu bertengger patung burung garuda menggenggam angka nol. Sebuah prasasti marmer hitam menunjukkan posisi geografis tempat ini: Lintang Utara 05 54' 21,99" Bujur Timur 95 12' 59,02".
   
Tugu ini berdiri di sebuah bukit yang sepi dengan laut biru membentang di bawahnya. Pemandangan dari atas bukit ini cantik sekali dengan pemandangan laut membiru dan suara angin menderu. Tempat ini merupakan sebuah kawasan hutan lindung di ujung Pulau Weh. "Pemandangannya indah. Sore hari bisa kita saksikan matahari terbenam karena berada ujung paling barat di pulau tersebut," tutur Adnan. 

Sarana transportasi menuju Tugu Kilometer Nol yang diresmikan mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala BPPT BJ Habibie sekitar tahun 1997 itu sudah selesai dibangun Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias sepanjang 29 km dari pusat Kota Sabang. Sepanjang jalan menuju lokasi Tugu dikelilingi hutan dan pantai. Perjalanan ke sana adalah keindahan yang lain. Puluhan monyet dapat dijumpai sepanjang jalan.

Sumber : Kompas.com, 22 Juli 2009

Saturday, July 04, 2009

Tips memotret saat jalan-jalan

Tips Memotret Saat Jalan-Jalan

Dengan munculnya kamera digital, sekarang ini orang jadi lebih mudah mengambil gambar atau foto. Namun masih ada sejumlah tips yang perlu diketahui agar jepretan Anda hasilnya jadi yang ok punya.


1. Ketika merekam gambar melalui kaca atau ada sebuah jendela di belakang obyek, pilihlah sudut yang tepat untuk hasil gambar yang prima, bukannya bayangan yang kabur.

2. Bingkai gambar Anda untuk memperoleh penampilan yang cantik. Jika memungkinkan, saat ambil gambar berdirilah dekat dahan pohon yang kemudian muncul di sudut foto Anda. Potretlah melalui suatu gerbang lengkung dan biarkan sebagian gerbang muncul sebagai bingkai. Intinya, apapun yang tampak bagus, gunakanlah.

3. Jika langit sedang begitu indah, ambillah gambar dari bawah dan potretlah obyek Anda (tidak harus manusia) dengan latar belakang langit tersebut.

4. Ketika sedang mendung dan berawan tebal, jangan biarkan langit menjadi bagian dari foto Anda. Hindari langit seperti menghindari kesulitan. Namun ambilah gambar ketika langit gelap dan hujan, Anda akan heran betapa menakjubkan hasilnya.

5. Bayangan gedung di dalam air akan membentuk gambaran yang menarik.

6. Untuk membuat tampilan gambar lebih hidup, cobalah memasukkan warna merah atau kuning di dekat obyek. Jika perlu, bawa saja syal merah atau kuning untuk membungkus bahu seseorang di dekat obyek.

7. Potretlah gedung dari pojok sehingga tampilan dua sisi akan muncul dan membentuk komposisi yang lebih baik dibanding difoto dari depan.

8. Ketika memotret manusia, mendekatlah untuk mendapatkan gambar close up, kecuali bila Anda berfokus pada latarbelakangnya. Banyak kali pengambilan foto dimana orang yang akan difoto berjarak 15-20 kaki jauhnya. Dari jarak seperti itu gambar yang dihasilkan akan kabur.

9. Jangan menempatkan obyek Anda pas di tengah. Coba agak sedikit dipinggirkan dari titik tengah sehingga hasil akhirnya akan lebih menarik -baik ketika Anda memotret manusia, binatang atau apapun. Untuk foto close up manusia dan foto pemandangan tentu teori ini tidak berlaku.

10. Jauhkan kamera dan rol film Anda dari panas mentari, Bungkuslah dengan kain putih yang akan memantulkan cahaya jika tidak bisa menghindari matahari. Jauhkan juga dari mobil atau bis yang panas. Sebaiknya bawa saja kamera selalu bersama Anda daripada ditinggalkan dalam kendaraan yang panas dan menjadi rusak. Hal ini juga berlaku pada rol film yang telah dibuka.

11. Untuk membangkitkan kenangan, baik juga memotret bagian hotel yang Anda tinggali, juga interior ruangan hotel, bila menarik. Sering orang hanya berkonsentrasi pada tempat-tempat wisata yang sering dikunjungi turis ketika tamasya, walaupun sesungguhnya hal yang biasa-biasa saja seperti hotel, restoran, bandara, toko dan sebagainya akan lebih menarik bila dilihat kemudian hari.

12. Jika Anda dapat melambatkan tingkat kecepatan kamera Anda, air terjun akan tampak lebih menakjubkan dengan menggunakan kecepatan yang lambat. Bereksperimenlah karena ada beberapa obyek yang lebih bagus diambil dengan tingkat kecepatan yang lambat.

13. Catatkan barang-barang berharga Anda di airport sebelum meninggalkan kota atau negara asal.

14. Jika memotret sambil jalan-jalan sangat penting untuk selalu membawa kamera cadangan, sekedar berjaga-jaga bila kamera utama tidak bisa digunakan.

15. Jika membawa videocam ke negara lain, Anda bisa menggunakan steker razor elektrik yang ada di kamar mandi untuk mengisi baterainya. Steker ini biasanya tidak memerlukan adaptor dan lebih cocok daripada mencari-cari steker lain di kamar.

16. Jika Anda masih menggunakan kamera dengan film, keluarkan rol film dari kotaknya, masukan dalam sebuah plastik lalu masukan ke tas yang selalu Anda bawa sehingga bisa dicek tangan di bandara karena beberapa kali terpapar x-ray dapat merusak film Anda. Pokoknya jangan pernah melewati gerbang x-ray bandara sambil membawa rol film.

Bawa rol film yang banyak. Di tempat lain bisa jadi harganya lebih mahal daripada di kota Anda. Bila ada film yang sisa selalu dapat disimpan dalam freezer ketika Anda sudah tiba kembali di rumah. Dengan cara penyimpanan seperti itu film bisa tahan sampai satu atau dua tahun lho! Tapi jangan lupa, saat dipindahkan dari freezer, jangan langsung dibuka, biarkan sampai sekitar satu jam hingga film mencapai suhu ruang.

EGP 


sumber : Kompas.com, 28 Juni 2008