Sunday, February 28, 2010

suatu waktu di angkutan kota

Hari itu hari kamis, seperti biasa aku bersiap diri untuk pergi ke kantor. setiap hari aku menggunakan jasa angkutan kota untuk bisa sampai ke kantor. pagi itu memang seperti biasa, aku menunggu angkot yang tak berapa lama kemudian datang, dan aku segera menaikinya. Tidak ada yang istimewa, di dalam angkot isinya hanya 3 orang selain aku.

Tak berapa lama kemudian naiklah satu orang pria. perawakannya kurus, rambutnya masih basah, mungkin baru mandi. usianya mungkin tidak jauh beda denganku, masih cukup muda. dia membawa tas kecil. dan dia mengambil tempat duduk di samping kananku. setelah dia duduk, dia mengeluarkan bungkusan kecil yang aku segera tahu bahwa itu adalah sebungkus silet, biasanya dipakai untuk refill alat pencukur, yang dari stainless steel tipis itu lho... segera aku berpikir bahwa sembari menunggu angkot mengantarkannya ke tempat tujuan, dia akan mencukur jenggotnya yang memang tumbuh tipis di dagunya. Dengan cepat dia membuka pembungkus silet itu, terlihat juga bahwa silet itu masih baru.

Namun ternyata dugaanku salah. Dia tidak mencukur jenggotnya. Dia memakan silet itu. Ya, silet itu dimakannya, seperti seseorang yang sedang memakan cemilan. Pertama aku kaget, dan beberapa orang yang ada di dalam angkot itu juga kaget, namun mereka tidak mengeluarkan suara, dan tetap berlaku seperti tidak terjadi sesuatu.

Sedikit demi sedikit silet itu dimakannya. Dari cara memakannya, dia memang (mungkin) tidak bermaksud untuk pamer kepada penumpang angkot yang lain. Mungkin memang itu adalah kebiasaannya (setiap pagi?). Setelah pria ini naik, tentu ada penumpang angkot lain yang menaiki angkot, dan pria ini memang menyita perhatian mereka yang baru naik, namun setelah itu mereka menganggapnya biasa. Ketika dimakan, silet yang beradu dengan gigi menimbulkan bunyi "renyah", pria itu memakannya dengan pelan-pelan, dan sepertinya dia sudah terbiasa dengan makanannya itu serta pandangan orang-orang yang terheran-heran.

aku yang duduk di sebelah kirinya memang memiliki kesempatan untuk mengamati tenggorokannya saat dia menelan silet tersebut, namun aku memilih tidak mengamatinya, aku memilih mengalihkan pandanganku ke luar jendela, ke kesibukan kota di pagi hari.

Sudah setengah bagian silet yang termakan, dia sudah sampai tempat tujuannya, dia turun angkot. angkot menjauh, dan kulihat dia di kejauhan masih dengan gerakan memakan siletnya.

Ya, memang makanan pria tersebut bukanlah makanan yang biasa dimakan manusia. Namun ternyata itu nyata, ada manusia yang bisa memakan benda-benda seperti itu. Setelah pria itu turun, aku menganggapnya sebagai hiburan di pagi hari, hiburan yang unik dan menggelitik untuk berpikir bahwa ada kemungkinan, ketika bahan makanan di bumi ini habis, manusia bisa memakan baja dalam bentuk silet. ^_^